RENUNGAN PAGI

KETIDAKSUAKAAN & RASA IRI DARI ORANG LAIN, ADALAH HADIAH ENERGI DARI KEHIDUPAN.


Saya pernah flashback, mengingat banyak kejadian dalam hidup saya di masa lalu. Dari sekian banyak kejadian  itu, saya ingat masa-masa dimana saya menaruh iri dan tidak suka dengan seseorang. Yang menyebalkan, orang itu semakin sukses, semakin lancar hidupnya. Bahkan, yang lebih ngeselin, banyak harapan-harapan saya, impian-impian saya, malah mengalir dan mewujud jadi nyata, pada kehidupan orang itu. Dalam rentang waktu yang berbeda, kejadiannya kebalik. Ada beberapa orang yang tidak menyukai saya, entah alasannya apa. Nah, kejadian di atas, juga kejadian saya. Justru prestasi-prestasi dan pencapaian-pencapaian hebat mereka, menular, mewujud pada diri saya.
Dulu, saya tidak mengerti apa penjelasan di balik semua itu. Sampai kemudian saya mengerti, bahwa atensi (pengamatan) kita terhadap seseorang secara intensif, akan membangun koneksi (keterhubungan) yang sangat kuat. Ketidaksukaan , rasa iri, secara tidak langsung adalah aktivitas membangun atensi dan koneksi. Koneksi yang terbangun itulah, memungkinkan terjadinya pertukaran data, dan mengalirnya energi. Koneksi inilah yang menyebabkan orang lain menerima datanya kita, atau kita menerima datanya orang lain. Wajar saja, apabila impian-impian dan harapan saya, mewujud dalam kehidupan orang yang tidak saya sukai. Dan sebaliknya, menjadi masuk akal apabila pencapaian-pencapaian orang lain yang tidak menyukai saya, malah mewujud juga pada saya.
Dalam hidup, sebaik apapun orang, selalu saja ada orang yang tidak suka dengan kita. Selalu ada kemungkinan, ada orang yang menaruh rasa iri di hatinya kepada kita. Kebanyakan dari kita, merasakan itu sebagai ancaman, dan sebagai halang rintang dalam hidup kita. Namun, kalau kita cermati baik-baik, sebenarnya itulah bagian dari cara kehidupan, untuk memberikan energi kepada kita. Harapannya, kita kepingin yang positif-positif saja kan?. Namun kehidupan itu, hasil pencampuran dua hal berlawanan. Lampu menyala, itu akibat percampuran arus min dan plus. Tapi, dalam kasus yang berbeda, pertemuan arus min dan plus, bisa juga mengakibatkan peristiwa konsleting, dan menjadi bahaya. Dari ilustrasi ini, maka sepertinya, saat diri kita mampu menyamai keadaan desain bola lampu, kita akan mampu menerima energi min dan plus, dan kita menjadi bercahaya (tidak konslet).
Anda mengamati tidak, ada sebuah kaum yang jumlahnya sedikit, banyak yang membenci mereka tapi mereka tidak hancur juga?. malah semakin kuat dan mendominasi?. Itu salah satu bukti bahwa, kebencian juga bisa menguatkan sesuatu yang dibenci. Sebagaimana anda membenci seseorang, anda semakin menguatkan keberadaan bayangan orang itu, dalam bathin anda. Cara bekerja dalam diri anda, berlaku sama dengan bagaimana mekanisme kehidupan di luar diri anda. Jadi?. Dalam perjalanan hidup, saat anda mendapati energi negatif di arahkan kepada anda, itu bukanlah ancaman. Itu adalah “tambahan energi” untuk anda. Itu adalah “hadiah”. Sekelas nabi saja, yang benci banyak kan?. Tapi eksitensi mereka, malah semakin kuat. Banyak sekali contoh dalam kehidupan, bahwa realita adalah percampuran dua hal yang bertolak belakang, termasuk percampuran hal min dan plus. Tanpa setan, kehidupan ini juga tidak berjalan. Setan itu menggerakan kehidupan.
Saya pernah beberapa mengalami, saya di jelek-jelekan orang di belakang sana, dan beritanya nyampe ke saya berkali-kali. Saya senyum-senyum saja, tidak ada perasaan benci sama sekali. Tidak lama kemudian, saya mendapatkan berkah rezeki yang luar biasa banyak. Fenomena seperti ini, bukan hanya terjadi sekali. Berkali-kali. Lihat, ketidaksukaan orang lain, adalah hadiah energi, asalkan kita menyadarinya. Nah, seringkali kita terjebak. Saat kita menerima energi itu, kita menutup diri. Kita menganggap itu sebagai ancaman, sebagai rintangan. Akibatnya, kita tidak bisa memanfaatkan energi negatif itu. Kita tidak tahu, bagaimana kehidupan mensupport kita, kadang dengan hal positif, kadang dengan hal negatif. Amati saja cara kerjanya. Pelajarilah pols-pola yang pernah terjadi di masa lalu, dalam hidup anda sendiri. Guru terbaik, adalah hidup anda sendiri.
Ada satu kalimat kesimpulan penutup, yang menjadi renungan saya pagi ini dan mungkin juga anda. Bahwa :
“Hanya pribadi yang ikhlas seperti bola lampu lah, yang mampu mengkobinasikan energi min dan energi plus, menjadi cahaya”.

Komentar

Postingan Populer